Eksplorasi Bonggol Botani dalam Kajian SCMB: Kajian Ilmiah Pangan Fungsional dan Biofortifikasi

  • 18 Mei 2025
  • 07:12 WITA
  • Admin_Bio
  • Berita

Makassar, 16 Mei 2025- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) menggelar kajian ilmiah bertajuk “Eksplorasi Bonggol Botani: Pangan Fungsional dan Biofortifikasi, Peluang dan Tantangan” pada Jumat, 16 Mei 2025. Kegiatan ini berlangsung di Gedung C Ruang 201, FST UINAM, dengan dihadiri oleh anggota pengurus dan kader HMJ Biologi angkatan 2024.

Kajian ini bertujuan memperluas pemahaman peserta mengenai peluang dan tantangan dalam pengelolaan pangan fungsional serta biofortifikasi. Pangan fungsional adalah makanan yang tidak hanya menyediakan nutrisi dasar, tetapi juga mengandung komponen bioaktif yang memberi manfaat tambahan bagi kesehatan, seperti antioksidan dan senyawa fitokimia.

Biofortifikasi sendiri merupakan proses peningkatan kandungan nutrisi pada tanaman pangan melalui pemuliaan atau rekayasa genetik, sehingga hasil panen memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih tinggi. Inovasi ini dinilai efektif untuk mengatasi kekurangan gizi mikro di masyarakat, terutama pada kelompok yang sulit mengakses makanan bergizi atau suplemen komersial.

Acara ini dibuka dan dikoordinir oleh Lilismayani, moderator dari Studi Club Mahasiswa Biologi (SCMB). Materi utama disampaikan oleh Selis Meriem, S.Pd., M.Si., dosen yang dikenal aktif dalam riset bonggol botani. Dalam paparannya, Selis Meriem menyoroti potensi “Pulu Mandoti” sebagai pangan lokal unggulan dengan kandungan nutrisi dan antioksidan tinggi. Selain itu, ia juga membahas Tape PME yang kaya nutrisi serta Bekatul PME sebagai alternatif pakan ayam yang memiliki kandungan protein dan nutrisi tinggi.

Kajian berlangsung lancar dan penuh antusiasme. Peserta aktif mengajukan pertanyaan, di antaranya Ghefira Nur Hasanah Jasman dan Afriza Andre Avianto, yang memperkaya diskusi tentang implementasi biofortifikasi dan pengembangan pangan fungsional lokal.

Mutmainnah, salah satu peserta, membagikan kesannya, “Kajian ini sangat menarik karena menambah wawasan kami mengenai hal-hal yang baru kami ketahui, seperti pulu mandoti dan pakan ayam berupa bekatul yang menjadi salah satu pakan fungsional.”

Pengembangan pangan fungsional dan biofortifikasi menawarkan peluang besar untuk meningkatkan status gizi masyarakat dan mendukung ketahanan pangan nasional. Namun, tantangan tetap ada, seperti perlunya edukasi berkelanjutan, penerimaan masyarakat, serta pengembangan varietas unggul yang sesuai dengan kebutuhan lokal.

Kajian ilmiah ini diharapkan menjadi langkah awal bagi mahasiswa dan akademisi UINAM untuk berkontribusi dalam inovasi pangan sehat, mendukung program nasional penanggulangan kekurangan gizi, serta mempromosikan pangan lokal yang kaya manfaat bagi masyarakat luas (SHA).

Kontributor: NF (UKH_BioSense/HMJBioFST)