Gelaran kuliah tamu di Prodi Biologi FST UIN Alauddin Makassar terus berlanjut. Setelah berhasil menggelar kuliah tamu Ikhtiologi di hari Senin (20/5), tengah pekan lalu tepatnya Kamis (23/5/2024) pukul 14.00 WITA, giliran mata kuliah Perilaku Hewan yang menggelar kuliah tamu. Masih dengan dosen pengampu yang sama, Syarif Hidayat Amrullah, M.Sc., melalui pimpinan Prodi Biologi dan Fakultas Sainstek mengundang pembicara dari kalangan praktisi, yaitu Taufiq Ismail, S.Hut. Taufiq (sapaan akrabnya) merupakan salah satu Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) pada Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (BTN-Babul), Maros.
Perilaku Hewan merupakan Mata Kuliah Pilihan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman pada mahasiswa terkait berbagai aspek perilakunya meliputi: penyebab, proses, serta fungsi perilaku dalam kehidupan hewan. Dalam mata kuliah ini dibahas aspek-aspek perilaku hewan yang mencakup sejarah dan ruang lingkup perilaku hewan, aspek fisiologis perilaku, perilaku bawaan, perilaku terajar, perilaku adaptasi, dan perilaku sosial pada hewan.
"Adapun kuliah tamu kali ini bertujuan untuk memberikan gambaran real bagaimana pengamatan/monitoring hewan di alam. Sulawesi Selatan terkenal, salah satunya sebab ekosistem karst TN Babul yang dihuni oleh berbagai macam flora dan fauna di dalamnya. Olehnya itu, kami mengundang Pak Taufiq Ismail untuk mengisi kuliah tamu kali ini, karena sarat pengalaman dan pernah mendampingi kami melakukan penelitian Odonata dalam kawasan TN Babul hampir sedekade yang lalu. Pengalaman beliau sekaligus bisa menginspirasi adik-adik peserta dalam mengeksplorasi hewan khususnya dari aspek perilakunya", ungkap Amrullah membuka kuliah tamu kali ini.
Perkuliahan yang berlangsung secara daring melalui platform GMeet tersebut diikuti oleh setidaknya 50 orang, termasuk 25 orang peserta dari UIN-AM, 10 orang dari program Merdeka Belajar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Merpati) asal UIN Walinsongo Semarang (UIN-WS), sisanya dari mahasiswa Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin. Semuanya antusias memperhatikan materi sejak presentasi di mulai.
Dalam materinya, Taufiq Ismail mengenalkan tentang satwa-satwa dalam TN Babul secara keseluruhan yang berada pada kisaran 735 spesies, terdiri dari 33 spesies Mammalia, 170 spesies Avifauna, 31 spesies Reptilia, 17 spesies Amphibia, 23 spesies Pisces, 41 spesies Gasthropoda, dan 342 spesies Insecta yang 250 spesies di antaranya adalah kupu-kupu. 53 spesies termasuk satwa yang dilindungi, sedangkan 366 spesies merupakan satwa endemik Sulawesi.
Lebih lanjut, PEH yang memulai karirnya di Taman Nasional Bunaken ini memaparkan secara mengerucut pada lima jenis satwa yang menjadi objek kegiatan monitoring di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, yakni Monyet Hitam Sulawesi (Macaca maura), Tarsius fuscus, Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix), Elang Ular Sulawesi (Spilornis rufipectus), dan Kupu-kupu (Rhopalocera): Sang ikon utama TN Babul yang masyhur dengan julukan The Kingdom of Butterflies dari A.R. Wallace. Aspek-aspek yang dijelaskan mulai dari tujuan monitoring, metode yang digunakan, hasil monitoring, perilaku yang terekam, serta dokumentasi penelitian atau monitoring terkait lima kelompok satwa tersebut.
Kuliah tamu kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi yang berlangsung sangat interaktif, dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang masuk sampai tiga sesi. Umumnya mahasiswa menanyakan menganai hewan yang akan menjadi topik minirisetnya, seperti kelelawar, maleo, penggunaan GPS tracking, dan metode yang cocok dalam pengamatan satwa yang ditangkarkan pada Citra Satwa Celebes.
Antusiasme peserta kuliah tidak mampu menahan laju waktu yang akhirnya mengakhiri kebersamaan dan diskusi seru mengenai Satwa TN Babul bersama Taufiq Ismail, yang sampai saat ini juga merupakan kontributor di KlikHijau.com. Dirinya pun menjanjikan akan bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di luar waktu perkuliahan sembari meninggalkan kontak dan alamat media sosial miliknya, sekaligus menutup dengan kalimat kutipan dari Kofi Annan, "Pelestarian Keanekaragaman Hayati bukan hanya pekerjaan pemerintah. Organisasi sosial non-pemerintah, sektor swasta, dan setiap individu memiliki peran untuk dimainkan dalam mengubah pandangan yang mengakar dan mengakhiri pola perilaku yang merusak".
Meski singkat, namun perkuliahan dari praktisi yang memberikan gambaran lengkap untuk setiap jenis satwanya, meninggalkan kesan positif bagi para peserta kuliah tamu ini.
Rihma Aulia Khoirunisa, salah satu peserta dari UIN-WS menuturkan, "Ilmu yang disampaikan sangat bermanfaat dan memberikan wawasan baru terkait perilaku hewan". Senada dengan Rihma, Dian Permatasari menyampaikan kekagumannya.
"Webinar ini sangat informatif dan menginspirasi. Materi yang disampaikan sangat relevan dan disajikan dengan cara yang mudah dipahami. Terima kasih kepada penyelenggara dan narasumber atas webinar yang bermanfaat ini", tutupnya.
Kontributor: SHA
Foto: NS/SHA