Kalian Lebih Besar Dari Yang Kalian Kira
Done! Alhamdulillah, UAS pertama dari lima belas kelasku semester ini kelar, MK Nutrisi Tumbuhan. Dan sungguh, kejutannya tak sekadar angka. Ada haru yang menyelinap pelan saat kurekap perolehan kalian. Ada keyakinan yang menguat, bahwa benih-benih pemahaman itu sedang tumbuh, meski pelan, meski kadang tertatih.
Wahai kalian, mahasiswa-mahasiswaku yang kucinta dengan selaksa harap, ketika ibu membahas tentang nutrisi tumbuhan dan kaitannya dengan mikroba, teori ynag sejatinya mengajak kalian masuk ke ruang kecil yang sunyi, tempat di mana kehidupan bekerja dalam diam, tempat di mana tanah berbicara lewat kerja mikroba, dan akar tumbuhan mendengarnya dalam bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh yang bersedia merenung.
Tak banyak memang yang sempat ibu kupas, hanya sepotong kecil dari luasnya dunia nutrisi tumbuhan. Tapi di balik tema yang tampak remeh ini, kalian mulai belajar melihat bahwa ilmu tak selalu bersuara keras. Ia bisa berbisik melalui aktivitas mikroskopik, lewat simbiosis yang tak terlihat, lewat kerja sunyi yang menumbuhkan kehidupan.
Dan di balik kening kalian yang berkerut, ibu tahu… ada pergulatan yang tak terlihat oleh siapa-siapa: malam-malam yang kalian lewati untuk membuka kembali catatan; pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tak kalian ucapkan, tapi kalian simpan dalam dada; dan kegelisahan menjelang ujian, dan mungkin sedikit ketakutan akan tak paham sepenuhnya.
Tapi lihatlah… kalian tetap mengerjakannya, kalian tetap mencoba, kalian tetap berjuang. Dan itulah yang membuatku percaya. Bukan karena nilai yang tinggi. Tapi karena semangat yang belum padam. Karena langkah-langkah kecil yang tetap kalian ambil meski tak selalu yakin. Karena keberanian kalian untuk mencoba memahami dunia, meski kadang dunia itu begitu rumit untuk dijelaskan dalam satu soal.
Wahai kalian yang sedang terus bertumbuh, Ibu yakin… mikroba yang kita pelajari tak lebih hebat dari kalian: tidak mencari tepuk tangan, tapi tetap bekerja; tidak menuntut pengakuan, tapi terus memberi. Tidak selalu dimengerti, tapi tetap menjadi penopang kehidupan.
Mungkin kalian belum menyadari betapa berharganya perjalanan kalian hari demi hari. Tapi suatu saat, saat kalian berdiri di depan tantangan hidup yang sesungguhnya, ingatan tentang satu ujian ini, tentang rasa takut yang kalian taklukkan, tentang kalimat yang berhasil kalian pahami dari kebingungan, akan menjadi sumber kekuatan yang tak ternilai.
Selamat, bukan hanya karena UAS kalian selesai. Tapi karena kalian sudah belajar sesuatu yang lebih penting dari jawaban benar: belajar untuk tidak menyerah, belajar untuk terus bertumbuh, dan belajar bahwa yang kecil, yang diam, yang sederhana kadang justru adalah yang paling menentukan masa depan. Wallahu a'lam bishawab. [HF]