Takalar,
2025 — Mahasiswa
Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar yang tergabung dalam kelompok KKN di
Kelurahan Salaka, Kabupaten Takalar, sukses menghadirkan program kerja inovatif
bertajuk “Apotek Hidup”. Program ini berfokus pada pemanfaatan lahan
kosong untuk ditanami tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai bentuk edukasi dan
pemberdayaan masyarakat terkait pentingnya pengobatan alami dan tradisional.
Menurut pelaksana program, Andi Khusnul Fatimah Malik, ide Apotek Hidup lahir dari pengamatan adanya lahan kosong di sekitar sekolah SLB yang belum termanfaatkan.
“Saya berinisiatif menjadikannya lahan produktif dengan menanam tanaman obat keluarga. Harapannya, masyarakat bisa belajar sekaligus memperoleh manfaat nyata dari keberadaan tanaman herbal,” ungkapnya.
Program ini tidak hanya fokus pada
penanaman, tetapi juga mengajarkan masyarakat mengenai pemanfaatan limbah
organik sebagai kompos, sehingga konsep daur ulang dan siklus nutrisi dapat
diterapkan dalam skala kecil di lingkungan rumah.
Sebelum pelaksanaan, tim KKN
melakukan survei lapangan untuk mengidentifikasi potensi lahan dan kondisi
lingkungan. Hasil observasi menunjukkan bahwa lahan kosong di pekarangan rumah
warga maupun area publik seperti TPQ, balai kelurahan, dan posyandu
sangat cocok dijadikan lokasi penanaman TOGA. Respons masyarakat pun cukup
positif, dengan banyak warga menunjukkan minat terhadap pengobatan herbal meski
masih membutuhkan pendampingan dalam hal pemilihan jenis tanaman dan teknik
perawatan.
Meskipun demikian, tantangan tetap
ada. Salah satunya adalah mobilisasi massa, yakni bagaimana mengajak
masyarakat untuk terlibat aktif dalam mendukung program. Berkat kerja sama
dengan pemuda setempat, program Apotek Hidup berhasil berjalan sesuai rencana.
Bagi Khusnul, momen paling berkesan adalah ketika warga dan pemuda ikut aktif membantu, baik dalam menyiapkan lahan, menanam, maupun menyosialisasikan manfaat tanaman herbal.
“Kebersamaan itu membuat program ini lebih bermakna dan terasa nyata hasilnya,” ujarnya.
Ke depan, mahasiswa berharap masyarakat Salaka semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan melalui pemanfaatan tanaman herbal, sekaligus menjadikan Apotek Hidup sebagai model kecil pemanfaatan lingkungan yang berkelanjutan (SHA).