Gowa-Samata, 9 Juli 2025 – Divisi Bakat Minat dan Pengembangan Organisasi (BMPO) Himpunan Mahasiswa Biologi menggelar kajian keorganisasian dengan tema problem solving pada Senin, 9 Juli 2025. Kegiatan ini dilangsungkan di Ruang 201 Gedung C, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Kajian ini menghadirkan Muaemil, yang akrab disapa Emil sebagai narasumber. Ia merupakan Koordinator Bidang BMPO sekaligus anggota keluarga besar Himpunan Mahasiswa Biologi. Peserta kegiatan ini berasal dari mahasiswa angkatan 2024.
Moderator dari Divisi BMPO, Asyari, membuka kajian yang membahas secara mendalam mengenai konsep problem solving, langkah-langkah menghadapi masalah, serta cara menyelesaikan persoalan agar tidak menimbulkan masalah baru.
Problem solving atau pemecahan masalah adalah proses berpikir secara sistematis untuk menemukan solusi atas suatu permasalahan. Keterampilan ini sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam dunia akademik, organisasi, maupun kehidupan sehari-hari. Problem solving dimulai dengan mengidentifikasi masalah secara tepat, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis penyebabnya secara mendalam. Setelah itu, seseorang perlu mencari dan mempertimbangkan berbagai alternatif solusi yang mungkin dilakukan. Dari alternatif tersebut, dipilih solusi terbaik yang paling efektif dan efisien untuk diterapkan. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan solusi yang telah dipilih, lalu mengevaluasi hasilnya untuk memastikan bahwa masalah benar-benar terselesaikan.
Para peserta menyambut antusias materi yang disampaikan dengan aktif mengajukan pertanyaan. Salah satu peserta, Alvian, menyampaikan tanggapannya, "Menurut saya, materi problem solving kemarin cukup bagus dan mudah dipahami." Ia menambahkan bahwa keterampilan ini sangat penting dimiliki oleh mahasiswa. "Sebagai mahasiswa, problem solving itu sangat penting karena dapat membantu kita. Apalagi mahasiswa itu terkenal dengan masalah, jadi masalah harus diselesaikan. Dan alternatif penyelesaiannya adalah problem solving itu sendiri," ujarnya.
Alvian juga memberikan masukan untuk kajian selanjutnya. "Saran saya, mungkin untuk kajian selanjutnya diperbanyak materi-materi dasar kepemimpinan, seperti retorika, public speaking, dan lain-lain," tutupnya.
Dengan diadakannya kajian ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami pentingnya kemampuan problem solving dalam berorganisasi dan kehidupan akademik sehari-hari (SHA).