Gowa, 6 Juli 2025 – Sebagai bagian
dari proses pembelajaran yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan budaya
lokal, mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Alauddin Makassar melaksanakan kegiatan Outing Class Mata Kuliah Etnobiologi dengan dosen pengampu, Bapak Rusmadi Rukmana, S.Si., MPd., dan Bapak Zulkarnain, S.Si., M.Kes., di Museum Balla Lompoa, peninggalan Kerajaan Gowa yang kini menjadi
pusat pembelajaran sejarah dan budaya.
Kegiatan
ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa menyelami langsung pengetahuan
tradisional masyarakat Kerajaan Gowa, terutama dalam hal pemanfaatan sumber
daya alam hayati seperti tumbuhan dan hewan, yang menjadi inti dari kajian
etnobiologi.
Menelusuri
Relasi Manusia dan Alam Lewat Benda Pusaka
Selama
kunjungan, mahasiswa diajak untuk mengamati berbagai aspek etnobotani
(pemanfaatan tumbuhan) dan etnozoologi (pemanfaatan hewan) yang
tercermin dalam artefak dan benda-benda pusaka di museum. Tak hanya itu, mereka
juga mendalami nilai-nilai budaya yang melekat pada praktik tradisional
tersebut, seperti penggunaan ramuan herbal, alat-alat perang, dan daun
lontara sebagai simbol pengetahuan lokal yang diwariskan secara
turun-temurun.
Menurut
Ghefira Nur Hasanah Jasman, salah satu peserta outing class, sesi paling
menarik adalah saat pengenalan langsung terhadap benda-benda pusaka.
“Melihat bagaimana tumbuhan dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional, atau alat-alat berbahan dasar alam digunakan dalam kehidupan masyarakat Gowa, membuat kami lebih memahami bahwa hubungan manusia dan alam bukan sekadar eksploitasi, tapi ada nilai spiritual dan budaya di dalamnya,” ujarnya.
Membuka
Wawasan, Meski Waktu Terbatas
Kegiatan
ini memberikan pengalaman belajar kontekstual yang tidak bisa didapat hanya
dari teori di kelas. Mahasiswa belajar bahwa hubungan manusia dan lingkungan
dalam budaya lokal sarat makna dari sisi ekonomi, sosial, hingga spiritual.
Meski begitu, keterbatasan waktu dan
kurangnya informasi tertulis pada beberapa artefak menjadi tantangan dalam
memahami lebih dalam setiap objek. Penjelasan pemandu museum sangat membantu
dalam melengkapi pemahaman terhadap kekayaan budaya yang ditampilkan.
Kegiatan outing class ini menjadi
jembatan penting bagi mahasiswa Biologi untuk mengaitkan ilmu sains modern
dengan kearifan lokal. Mahasiswa dan dosen berharap kegiatan serupa terus
dilaksanakan secara rutin dan dengan cakupan lokasi yang lebih luas, agar
generasi ilmuwan muda semakin sadar akan pentingnya budaya dalam pelestarian
sumber daya alam.
Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang tumbuhan dan hewan, tapi juga belajar menghargai pengetahuan lokal sebagai bagian tak terpisahkan dari ekologi dan identitas bangsa (SHA).