Gowa,
22 Juni 2025 — Mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Alauddin Makassar kembali membuktikan semangat akademiknya melalui kegiatan
mini riset lapangan dalam rangka pelaksanaan Mata Kuliah Ekologi Hutan Tropis
yang dibimbing langsung oleh dosen pengampu, Bapak Rusmadi Rukmana, S.Si.,
M.Pd. dan Bapak Aswar Rustam S.Pd., M.Si., yang bertempat di Dusun Bollangi,
Desa Timbuseng, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, kegiatan ini menjadi
momentum penting bagi mahasiswa untuk belajar langsung tentang keanekaragaman
dan struktur vegetasi hutan tropis.
Tujuan
utama dari kegiatan ini adalah untuk mengamati jenis, komposisi, dan struktur
vegetasi berdasarkan tingkatan strata, mulai dari semak, pancang, tiang, hingga
pohon. Mini riset ini memberikan pemahaman menyeluruh kepada mahasiswa tentang
dinamika ekosistem hutan tropis yang tidak bisa sepenuhnya diperoleh di ruang
kelas.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa
menggunakan metode kuadrat, di mana bentangan 100 meter tali pengukur dibagi
menjadi beberapa plot berbeda sesuai dengan strata vegetasi. Plot 2x2 meter
untuk strata semak, 5x5 meter untuk pancang, 10x10 meter untuk tiang, dan 20x20
meter untuk pohon. Pengambilan data dilakukan secara berulang sebanyak lima
kali per stasiun, untuk memastikan validitas dan akurasi informasi yang
dikumpulkan.
Selain mengidentifikasi jenis
vegetasi, mahasiswa juga melakukan analisis ekologi menggunakan beberapa
parameter seperti indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), indeks kemerataan
(Evenness), dan indeks dominansi (C). Analisis ini membantu mengevaluasi
tingkat penyebaran dan dominasi spesies di tiap lapisan vegetasi.
Menurut salah satu peserta, Arsyad, kegiatan ini sangat memberikan pengalaman berharga.
“Kami tidak hanya belajar mengenali struktur vegetasi secara nyata, tapi juga belajar bekerja sama dalam tim, menghadapi medan yang menantang, dan yang paling penting, membentuk rasa tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan,” ujarnya.
Namun, kegiatan ini tidak lepas dari
tantangan. Keterbatasan alat, seperti meteran, clinometer, dan alat
identifikasi tumbuhan menjadi kendala yang cukup menyulitkan dalam pengambilan
data. Mahasiswa berharap, di kegiatan berikutnya tersedia perlengkapan yang
memadai serta lokasi baru yang dapat memperkaya informasi tentang vegetasi
hutan.
Mini riset ini menjadi gambaran nyata bahwa pembelajaran berbasis pengalaman langsung di lapangan tidak hanya memperkuat pemahaman teori, tetapi juga menumbuhkan semangat ilmiah dan kepedulian ekologis mahasiswa. Dengan semangat tersebut, diharapkan ke depan mahasiswa Biologi terus berkontribusi dalam pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati Indonesia (SHA).