Makassar,
30 Mei 2025 —
Mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar mengikuti kuliah tamu mata kuliah Perilaku Hewan dengan topik
"Mekanisme Monitoring Satwa untuk Penelitian dan Konservasi: Studi Kasus
di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung". Kegiatan ini
dilaksanakan secara hybrid melalui Zoom Meeting dan praktik di Laboratorium
Zoologi.
Sebanyak 63 peserta dari
berbagai kampus turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, termasuk mahasiswa
dari UIN Alauddin Makassar, Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Universitas
Andi Sudirman, dan beberapa kampus lainnya. Antusiasme peserta terlihat sejak
awal hingga akhir kegiatan.
Narasumber dalam kuliah tamu ini
adalah Taufiq Ismail, S.Hut., M.Hut., Pengendali Ekosistem Hutan Ahli
Muda dari Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul). Beliau
merupakan lulusan Magister Ilmu Kehutanan dari Universitas Hasanuddin dan aktif
menulis isu-isu konservasi. Ia juga merupakan penulis buku Kisah Temu Burung
Endemik Bantimurung Bulusaraung (2024) dan editor buku 7 ASEAN Heritage
Parks in Indonesia. Sejak 2019, ia aktif menjadi kontributor tetap di
platform Klikhijau.com.
Dalam penyampaiannya, Taufiq
membagikan pengalamannya mengenai teknik monitoring satwa yang biasa digunakan
di lapangan, seperti Concentration Count (pengamatan pada titik
terkonsentrasi) dan Line Transect (pengamatan dengan menyusuri jalur
tertentu). Ia juga memperkenalkan berbagai spesies endemik Sulawesi yang
diamati, seperti Macaca maura, Tarsius fuscus, Julang Sulawesi (Rhyticeros
cassidix), Elang Ular Sulawesi, serta lebih dari 150 spesies kupu-kupu yang
telah teridentifikasi di TN Babul.
Materi kuliah tamu ini memberikan
wawasan baru bagi mahasiswa tentang pentingnya monitoring satwa dalam konteks
konservasi, terutama dalam menghadapi ancaman kepunahan akibat ulah manusia.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa diajak memahami hubungan antara perilaku satwa,
habitat, dan pelestariannya.
“Saya merasa terinspirasi dan
termotivasi untuk lebih peduli terhadap konservasi satwa endemik Indonesia.
Materinya membuka wawasan dan memberikan gambaran nyata tentang teknik
monitoring lapangan,” ungkap salah satu peserta.
Kuliah tamu ini tidak hanya
meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam aspek akademik, tetapi juga mendorong
mereka untuk berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati.
Penyelenggara berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkala
sebagai upaya membentuk mahasiswa biologi yang tidak hanya paham teori, tetapi
juga terampil dan peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Kegiatan ini juga menjadi contoh nyata penerapan integrasi antara teori perkuliahan dan praktik lapangan yang mendalam, serta memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan lembaga konservasi (SHA).