Maros, 1 Juni 2025 – Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar menggelar kegiatan bertajuk Eksplorasi
Dwialam Sulawesi, yang berlangsung di kawasan situs prasejarah Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini
mengusung tema Meningkatkan Literasi Lingkungan dan Sejarah melalui
Observasi sebagai upaya memperkaya wawasan mahasiswa terhadap kekayaan alam
dan budaya lokal.
Program ini merupakan bagian dari program kerja UKH (Unit Kegiatan Himpunan) Toksi (Tim Observasi dan Konservasi). Kegiatan dikoordinasikan langsung oleh Rijalur Fikri selaku koordianator UKH Toksi dan melibatkan partisipasi aktif dari mahasiswa Biologi angkatan 2024 serta Badan Pengurus Harian HMJ Biologi.
Tujuan utama dari eksplorasi ini adalah untuk menumbuhkan kembali kesadaran mahasiswa dan generasi muda terhadap pentingnya pelestarian sejarah dan lingkungan.
“Kami ingin menekankan bahwa meskipun zaman terus berkembang secara pesat, peninggalan sejarah masa lampau tetap memiliki nilai penting yang tak boleh dilupakan. Melalui kegiatan ini, kami berusaha mengenalkan kembali warisan budaya kepada generasi muda agar tetap dihargai dan dilestarikan,” ujar Rina Mayasari Mansur yang merupakan anggota UKH Toksi.
Situs Leang-Leang
dipilih sebagai lokasi kegiatan karena merupakan salah satu kawasan cagar
budaya yang menyimpan berbagai jejak sejarah manusia purba, termasuk lukisan
dinding gua yang berusia ribuan tahun. Selain itu, kawasan ini juga memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi, menjadikannya tempat yang ideal untuk
kegiatan observasi lingkungan secara langsung.
Dalam
pelaksanaannya, kegiatan ini diisi dengan berbagai rangkaian aktivitas
edukatif, seperti observasi lingkungan sekitar, pengenalan peninggalan
barang-barang bersejarah, serta penelusuran gua-gua bersejarah di area
Leang-Leang. Para peserta tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan sambil mendokumentasikan temuan-temuan mereka selama eksplorasi.
Kegiatan ini
penting dilakukan karena kami melihat saat ini minat generasi muda terhadap
sejarah dan lingkungan semakin menurun. Melalui pendekatan lapangan seperti
ini, kami ingin membuka wawasan peserta bahwa sejarah bukan hanya soal masa
lalu, tetapi juga bagian dari identitas dan pelajaran penting untuk masa
depan,” tambah Rina Mayasari. Mansur.
Mahasiswa yang
terlibat mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru dari kegiatan ini.
Selain belajar tentang sejarah prasejarah Sulawesi, mereka juga dilatih untuk
lebih peka terhadap isu-isu lingkungan dan konservasi.
Di akhir kegiatan, panitia berharap bahwa program ini tidak hanya menjadi agenda tahunan semata, tetapi mampu memberikan dampak berkelanjutan dalam membangun kepedulian mahasiswa terhadap warisan sejarah dan lingkungan. Melalui Eksplorasi Dwialam Sulawesi, mahasiswa Biologi UIN Alauddin Makassar menunjukkan bahwa edukasi lingkungan dan sejarah dapat dilakukan secara menarik dan aplikatif, sekaligus membangun generasi muda yang peduli terhadap keberlanjutan warisan bangsa (SHA).