Akhir minggu pertama di bulan Juli, tepatnya Sabtu 04 Juli 2020, Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Alauddin menggelar
seminar nasional secara daring atau web seminar (webinar) untuk
bonggol keilmuan Zoologi. Webinar yang terlaksana setelah seri Mikrobiologi
ini, bekerjasama dengan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) Universitas Tanjungpura Pontianak dan Perhimpunan Entomologi Indonesia
(PEI) Cabang Pontianak. Webinar Nasional kali ini mengusung tema “Dampak
Penggunaan Desinfektan Terhadap Serangga Permukiman dan Serangga Pertanian di
Masa Pandemi”. Tema ini diangkat untuk melihat keterkaitan antara serangga
di kawasan permukiman dan lahan pertanian dengan penggunaan desinfektan yang
marak digunakan, bahkan secara masif melalui penyemprotan dengan water
cannon sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus Covid-19. Dikhawatirkan
dengan penyemprotan tak selektif tersebut dapat membuat “Kiamat Serangga”
yang diprediksikaan oleh LIPI dalam pemberitaan beberapa media menjadi benar
adanya.
Kegiatan ini dihadiri oleh ribuan peserta dari berbagai kalangan
dan beragam latar belakang, diantaranya peneliti, mahasiswa, dosen, guru,
laboran, entomolog dan lain sebagainya. Hal ini disampaikan oleh Dr.
Masriany, M.Si. dalam sambutannya. Ketua Program Studi Biologi FST UIN
Alauddin Makassar ini juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh
peserta yang telah ikut serta pada webinar kali ini.
Webinar nasional ini dibuka oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
(FST) UIN Alauddin Makassar, Prof. Muhammad Halifah Mustami, M.Pd. yang
juga turut mengapresiasi pelaksanaan webinar ini.
“Webinar ini sangat luar biasa yah, penting untuk kita membahas tema webinar ini untuk mengetahui perkembangan dan meng-update terus informasi meskipun dalam kondisi yang serba terbatas di masa pandemi”, ungkap beliau dalam sambutannya.
Kegiatan yang berlangsung melalui platform Zoom dan juga
ditayangkan langsung melalui Channel YouTube* Program Studi Biologi FST
UIN Alauddin Makassar ini dipandu oleh moderator Syarif Hidayat Amrullah,
S.Pd., M.Sc. yang merupakan dosen dari Program Studi Biologi FST UIN
Alauddin Makassar dan juga salah satu peneliti bidang entomologi.
Tjandra Anggraeni, Ph.D., yang merupakan dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati dari
Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) memberikan materi pertama (https://bit.ly/Materi1Zoobinar) yang membahas
seputar pestisida yang beredar di Indonesia. Dalam pemaparannya, dosen yang
mendapatkan gelar Ph.D. dari School of Biological Sciences, UC Swansea,
UK ini, mengungkapkan bahwa desinfektan di sekitar kita menjadi sesuatu yang
akrab tapi seringkali tidak sepenuhnya dipahami batasannya.
“Jadi dalam tiga atau dua bulan belakangan, kita begitu akrab dengan istilah desinfektan. Nah, ada beragam jenis desinfektan, yaitu: cleaner, sanitizer, disinfectant, virucide dan sterilant”, jelasnya.
Pemateri kedua adalah Dr. Ir. Edy Syahputra, M.Si. Ketua
Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) cabang Pontianak ini membahas seputar
dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida terhadap serangga dan
lingkungan pertanian (https://bit.ly/Materi2Zoobinar). Dalam kesempatannya membawakan materi, Kepala
Laboratorium Pestisida Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tanjungpura ini
menyampaikan prinsip penggunaan pestisida yang legal, benar dan bijaksana.
“Bagaimana cara agar penggunaan pestisida itu bisa legal, benar dan juga bijaksana? Tentu saja dengan mengedepankan ilmu serangga dan pestida serta teknik aplikasinya yaitu identifikasi sasaran, seleksi pestisida yang tepat, menghitung takaran (dosis), metode yang digunakan serta pemilihan waktu penggunaan”, ungkap alumnus magister dan doktoral Entomologi Pertanian IPB tersebut.
Selanjutnya materi ketiga terkait dampak pestisida pada serangga
permukiman serta hubungannya dengan pengendalian hama pada wilayah permukiman disampaikan
oleh Prof. Intan Ahmad yang merupakan guru besar bidang entomologi dari
SITH ITB. Dalam pemaparannya, alumnus University of Illinois at Urbana-Champaign,
USA ini menekankan bahwa penyebab suatu senyawa menjadi racun, baik pada
serangga permukiman atau manusia di sekitarnya adalah pada dosis/takarannya (https://bit.ly/Materi3Zoobinar).
“Semakin rendah nilai LD50, maka semakin beracun pestisida tersebut terhadap manusia”, tutupnya.
Webinar yang menghadirkan tiga pemateri andal dan merupakan pakar
ini ditutup oleh Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Tanjungpura, Dr.
Kustiati yang menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi menyukseskan kegiatan ini serta berharap kerjasama ini akan terus
terjalin. (NM-ZN)
*Video Kegiatan dapat anda saksikan di Channel Youtube pada tautan berikut:
https://bit.ly/VideoWebinarZoo