Nikmatilah Senikmat-nikmatnya

  • 09 Desember 2025
  • 06:16 WITA
  • Admin_Bio
  • Berita

Nikmatilah Senikmat-nikmatnya

Prof. Dr. Mashuri Masri, S.Si., M.Kes.

Beberapa waktu terakhir saya banyak merenung tentang perjalanan saya sebagai anak biologi. Dua puluh satu tahun yang lalu saya lulus sebagai sarjana Biologi, jurusan yang dipandang sebelah mata karena dianggap kurang menjanjikan. Namun, justru dari jurusan inilah banyak pintu kesempatan terbuka. Saya tidak mengatakan ini untuk membanggakan diri, tetapi sebagai bahan renungan dan motivasi bagi adik-adik mahasiswa Biologi, bahwa kesempatan dalam hidup sering datang kepada mereka yang tekun, bukan kepada mereka yang sekadar ikut arus.

Dari proses belajar dan mencoba, beberapa kesempatan datang. Saya pernah mendapat peluang mengikuti program di luar negeri dengan membawa proposal-proposal kecil yang berangkat dari isu lokal, lalu saya kaitkan dengan kerangka kerja ilmu biologi. Di Jerman, misalnya, saya belajar tentang Toxoplasma sambil mengangkat persoalan zoonosis di Sulawesi Selatan. Pada kesempatan lain, saya ke India dengan membawa gagasan tentang pengembangan kembali Pupuk Takakura, terinspirasi dari interaksi dengan mahasiswa Jepang yang magang di jurusan kami. Pernah pula saya ke Jepang bersama dua mahasiswa, kemudian ke Australia dengan riset tentang mikroba pada sayap lalat yang menarik minat panel karena saya kaitkan dengan literatur keagamaan. Dan beberapa waktu lalu, perjalanan ke Turkiye membuka ruang baru bagi saya untuk melihat bagaimana praktik wudhu dapat dibaca dari sudut pandang kesehatan dan pengurangan mikroorganisme patogen.

Saya tidak mengisahkan ini untuk menonjolkan pencapaian, melainkan sebagai bentuk rasa syukur bahwa ilmu yang kita tekuni, meskipun tampak sederhana tapi dapat membuka pintu yang tidak pernah kita duga. Kesempatan-kesempatan tersebut hadir karena keberanian mencoba, bukan karena saya lebih hebat dari orang lain. Saya hanya menggabungkan apa yang saya bisa, yaitu ilmu biologi, konteks lokal, dan kemauan menuangkan ide dalam bentuk proposal.

Satu hal lain yang dulu sangat saya hindari adalah menjadi khatib atau penceramah. Saya selalu merasa takut dengan ancaman dalam Surah Ash-Shaff ayat 3: “Sangat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” Ketakutan itu membuat saya memilih diam. Namun, dalam sebuah perjalanan pulang dari Istanbul, seorang teman menantang cara pandang saya. Ia berkata, “Mengapa tidak menyampaikan saja riset-riset yang sudah Anda lakukan? Bukankah Anda bisa menjelaskan sains dengan jujur dan dapat dipertanggungjawabkan?” Ucapannya sederhana, tetapi cukup menggoyahkan ketakutan saya selama ini.

Sesampainya di Indonesia, saya renungkan nasihat itu. Saya mulai menyadari bahwa menyampaikan ilmu bukan berarti harus memasuki wilayah yang bukan kapasitas kita. Saya hanya perlu berbicara tentang apa yang saya pahami: penelitian, pengajaran, dan integrasi sains dengan nilai-nilai Islam. Dari situlah saya perlahan belajar memberi khutbah dengan pendekatan ilmiah yang tetap menghormati prinsip agama.

Untuk mahasiswa biologi, saya ingin menyampaikan bahwa perjalanan di bidang ini mungkin terasa panjang, bahkan kadang membuat ragu. Tetapi percayalah, jika kalian tekun dan mau mencari cara untuk mengaitkan ilmu dengan persoalan nyata, maka peluang akan datang. Tidak selalu cepat, tetapi cukup untuk membuat kalian merasakan bahwa usaha tidak pernah sia-sia. Jalani dengan ikhlas, bekerja dengan cerdas, dan biarkan Allah menuntun kepada takdir terbaik kalian.

Dan pada akhirnya, saya kembali kepada ayat yang sering saya renungi dalam Al-Qur’an, Surat ar-Rahman: fabi ayyi ālā’i rabbikumā tukadzdzibān (nikmat Tuhan mana lagi yang hendak didustakan?). Ayat ini diulang sampai 31 kali, seolah mengingatkan saya untuk berhenti resah dan mulai menikmati apa yang telah dititipkan, disambil terus berusaha memperbaiki diri. Bahwa nikmat bukan hanya hasil, tetapi juga proses, perjalanan, dan kesempatan belajar yang terus Allah hadirkan. Maka nikmatilah senikmat-nikmatnya. Selamat menjalani petualangan untuk seluruh sivitas akademika Biologi FST. Semoga kita terus diberi kemampuan untuk mensyukuri nikmat dan memanfaatkan ilmu dengan sebaik-baiknya. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.