Berbicara mengenai Tana Toraja, pasti
mengarah pada salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki
topografi berbukit, tersohor dengan keindahan alam dan budayanya. Suku Toraja memang
senantiasa menjaga budaya warisan leluhur berusia ratusan tahun yang berakar
dari budaya Austronesia. Tak jarang, kebudayaan-kebudayaan tersebut
menggunakan tumbuhan sebagai bahan/medianya. Hal ini mengundang minat Rusmadi
Rukmana, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Etnobotani untuk membawa
mahasiswanya dalam rangka Outing Class menuju Negeri di Atas Awan
tersebut.
Menurut Rusmadi, kelas rekreasi
ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat dalam pelaksanaan
upacara adat di Kabupaten Toraja. Upacara adat tersebut antara lain pernikahan,
kelahiran, mendirikan bangunan, bercocok tanam, ziarah kubur, kematian, dan
nazar yang konon bertujuan untuk mencapai ketenteraman dan keharmonisan dalam
kehidupan. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara-upacara tersebut bersifat
sakral. Contohnya tumbuhan Bambu (Bambusa vulgaris) dimanfaatkan dalam Upacara
Rambu Solo’.
Kegiatan berlangsung di tiga
lokasi, berlangsung dari Sabtu hingga Ahad, 11 s.d 12 Januari 2020 lalu. Tiga
lokasi yang dimaksud antara lain: To’tombi-Lolai, Kete’ Kesu, dan Buntu Burake.
Sebanyak 23 orang dalam rombongan, terdiri dari 18 orang peserta, empat orang pendamping
dari IKABIO UIN-AM, serta dosen penanggung jawab, mengeksplorasi tumbuhan-tumbuhan
potensial dari ketiga lokasi tersebut di atas. “Manfaat yang diharapkan dari eksplorasi
ini adalah peluang pembudidayaan, pelestarian dan mempermudah masyarakat
mendapatkan tumbuhan-tumbuhan potensial untuk pelaksanaan upacara-upacara
kebudayaannya di kemudian hari”, tambah Rusmadi.
Metode pengumpulan data yang digunakan
oleh mahasiwa dalam kegiatan outing class ini adalah metode wawancara langsung
dengan cara blusukan ke tiga lokasi yang ditentukan. Mahasiswa menanyakan
beberapa pertanyaan kepada warga yang ditemui, misalnya: “Di daerah ini upacara
adat apa saja yang sering dilakukan?”, “Kapan tanggal pelaksanaannya dan perlengkapan
seperti apa yang digunakan?”, “Adakah dari perlengkapan itu yang menggunakan
tumbuhan sebagai bahan/medianya?”.
Kegiatan berlangsung penuh
keseruan mulai dari perjalanan ke lokasi-lokasi sampai dengan pengalaman baru berfoto
dengan latar keindahan alam dan budaya Toraja. Andi Besse Sri Putri,
selaku salah satu peserta, menyampaikan kesannya terhadap kegiatan ini, “Kegiatan
ini sangat menarik dan dapat menambah wawasan, baik berupa ilmu maupun
pengalaman kepada semua rekan-rekan mahasiswa yang mengambil mata kuliah
Etnobotani”. Satu yang dianggap kurang oleh personel 1n7erneuron ini,
adalah tidak adanya rundown acara. “Agar kegiatan ini berjalan lebih lancar
dan sesuai dengan jadwal yang ditentukan sebelumnya, sebaiknya panitia membuat rundown
acara”, tambahnya menutupkan. (ABeSP/SHA)