Makassar 2025– Sebanyak lima mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Alauddin Makassar angkatan 2023 (En23falon) mengikuti kegiatan magang di Unit Pelaksana Fungsional (UPF) Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Tadjuddin Chalid Makassar. Kegiatan ini berlangsung selama dua minggu, mulai 1 hingga 14 Agustus 2025.
Kelima mahasiswa tersebut adalah Nur Fahdilah, Nadia, Nurul Awaliyah Putri, Fadila, dan Lenni Alnidar. Magang ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di bidang kesehatan tradisional, khususnya terkait pengolahan jamu, pascapanen, dan pembibitan tanaman obat. Selama kegiatan, para peserta mempelajari proses pembuatan jamu mulai dari bahan mentah hingga menjadi produk siap konsumsi, serta memahami prosedur pascapanen yang meliputi panen, pencucian, penirisan, pengeringan, dan penyimpanan. Mereka juga diajak mengenali berbagai jenis tanaman obat yang tersedia di Klinik BKTM.
Selama proses pembuatan jamu, mahasiswa didampingi langsung oleh pembimbing lapangan, Nur Fitri Yusuf, yang memberikan arahan mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, hingga penjelasan manfaat setiap ramuan. Pendampingan ini membantu mahasiswa memahami secara detail tahapan dan teknik yang benar dalam pembuatan jamu.
Selain itu, mahasiswa juga mendapat bimbingan dari Pak Ridho, yang selalu menemani mereka selama pelaksanaan magang. Beliau mendampingi peserta dalam berbagai kegiatan, mulai dari pemanenan daun salam, tahapan pascapanen, pengamatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di BKTM, hingga penimbangan rempah. Tak hanya itu, mahasiswa juga diberi tugas khusus untuk merawat tanaman herbal sebagai bagian dari pembelajaran lapangan.
Di pagi hari, mahasiswa juga berkesempatan bekerja sama dengan Pak Akmal dari pihak gizi. Bersama beliau, peserta magang memanen bunga kembang telang yang nantinya digunakan sebagai bahan baku pembuatan sirup minuman telang. Kegiatan ini memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa dalam memanfaatkan tanaman herbal sebagai minuman kesehatan yang memiliki nilai gizi dan estetika.
Salah satu kegiatan yang menarik perhatian peserta adalah tahapan pascapanen tanaman daun salam. Proses ini mencakup pemetikan, pencucian bertingkat, penirisan, pelayuan untuk menghasilkan simplisia daun, pengeringan menggunakan oven, hingga pengemasan produk agar siap digunakan.
“Magang di Balai Kesehatan Tradisional Makassar memberi saya banyak pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam pembuatan jamu dan pengenalan tanaman obat. Saya belajar mengidentifikasi ciri fisik, kandungan aktif, dan khasiat tanaman seperti kunyit, jahe, temulawak, daun sirih, dan sambiloto. Selain itu, saya mempraktikkan langsung proses pembuatan jamu mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga pengemasan, dengan memperhatikan kebersihan dan takaran yang tepat. Pengalaman ini juga menambah wawasan saya tentang standar keamanan, perizinan, serta teknik panen dan pengolahan yang benar. Bagi saya, ini menjadi pembelajaran berharga tentang warisan pengobatan tradisional yang memiliki nilai kesehatan dan budaya tinggi.” Ucap salah satu peserta magang, Lenni Alnidar.
Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya memperoleh pengalaman praktis, tetapi juga semakin memahami pentingnya pemanfaatan tanaman obat dalam mendukung kesehatan masyarakat secara tradisional dan berkelanjutan (SHA).
Kontributor : NF (UKH_BioSense/HMJBioFST