Kamis,
09 Juli 2020, Program Studi Biologi kembali menggelar Webinar serial ketiga
dari bonggol keilmuan Botani. Kegiatan ini menghadirkan tiga orang narasumber,
yaitu Arifin Surya Dwipa, S.Si., M.Si. dari pusat Herbarium Bandungense
SITH ITB, Rohmat Mujahid, M.Sc., A.pt. dari Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat Tradisional (BP2P2TOOT) Tawangmangu, dan Dr.
Masriany, M.Si., yang juga merupakan ketua Program Studi Biologi FST UIN
Alauddin Makassar. Masih linear dengan topik-topik webinar serial Biologi
sebelumnya yaitu bagaimana mengembangkan potensi riset dan pemahaman di masa
pandemi Covid-19 ini, maka serial botani ini mengusung tema “Teknik
Identifikasi Tanaman dan Pemanfaatan Metabolit Sekunder” yang berpotensi
sebagai immunomodulator di masa pandemi menuju New Normal Live.
Kegiatan
ini didahului opening ceremony yang
dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh Rahmansyah (Mahasiswa Biologi Semester VI); kemudian
sambutan sekaligus pembukaan Webinar Botani secara resmi oleh Sjamsiah,
M.Si., Ph.D selaku wakil Dekan I bidang Akademik Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN
Alaudddin Makassar, yang dalam sambutannya sangat mengapresiasi Program
Studi Biologi yang tak hentinya berbagi ilmu dengan kegiatan webinar yang
kesekian kalinya, harapannya Program Studi Biologi tetap kompak dan semoga
kreativitasnya terus berlanjut dan tetap menjaga sinergitas. Upacara pembukaan ini kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh Dirhamzah,
S.Pd.I., M.Pd.I selaku Dosen Integrasi
Keilmuan untuk Prodi Biologi.
Webinar seri ketiga ini
dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu sesi pemaparan materi oleh para narasumber
dan sesi diskusi yang dipandu oleh Devi Armita, S.Si., M.Si., salah satu dosen bidang Botani di Prodi Biologi. Pemaparan
pertama oleh Arifin Surya Dwipa memberikan penjelasan bagaimana teknik
identifikasi dan publikasi dalam bidang Taksonomi Tumbuhan. Di awal
pemaparannya, Peneliti
yang akrab disapa “Mas Ipin” ini mengutip
perkataan Van Steenis (1957) “the name of
a plant is a key to it’s literature”
bahwa pentingnya sebuah nama dengan menafikan istilah yang mengatakan bahwa
“apalah arti sebuah nama” yang menurutnya tidak tepat secara ilmiah.
“Karena dengan sebuah nama/identitas tumbuhan, maka akan membuka jalan bagi kita untuk mendapatakan informasi tentang tumbuhan tersebut, sehingga sangat penting untuk masuk pada tahapan determinasi dan taksonomi tumbuhan”, jelasnya.
Kurator
Herbarium Bandungense SITH ITB ini kemudian menjelaskan
secara detail bagaimana teknik identifikasi mulai dari pencirian sampel yang
didapatkan hingga deskripsi suatu sampel yang ditemukan di suatu lokasi (http://bit.ly/Materi1Webotani).
Pemaparan
berikutnya dari Rohmat Mujahid menjelaskan bagaimana pemanfaatan metabolit
sekunder yang terdapat pada tanaman obat dengan potensi sebagai imunomodulator (zat yang mampu
merangsang pembentukan berbagai sel-sel imun yang memiliki fungsi oenting misal
antibodi dan sitokin)(http://bit.ly/Materi2Webotani)
“Ada beberapa tahapan dalam penapisan aktivitas untuk memanfaatkan metabolit sekunder, yaitu identifikasi masalah terlebih dahulu, kemudian identifikasi pemecahan masalah (obat), kemudian melakukan uji aktivitas, dan terakhir adalah penentuan senyawa aktif. Dari hasil eksplorasi terdapat sekitar 260 spesies yang bisa digunakan untuk kebugaran, di antaranya kunyit, jambu biji, sirih, jahe, sirsak, pepaya, kelapa dll. yang semuanya merupakan bahan-bahan yang sangat dekat dengan kehidupan kita semua”, ungkap peneliti di Balai Litbang TO-OT Tawangmangu ini.
Pemaparan
terakhir dari narasumber yang juga merupakan tuan rumah yaitu Masriany, memberikan penjelasan tentang Metabolit
Primer dan Sekunder bunga pisang. Dalam pemaparannya, Ketua Program
Studi Biologi FST UIN Alauddin Makassar tersebut menjelaskan
bagaimana potensi pisang bagi dunia yang memiliki banyak manfaat dan nilai
nutrisi yang tinggi. Pada bunga pisang ditemukan metabolit yang ditemukan
diantaranya, alkaloid, saponin, terpenoid dan beberapa metabolit lainnya yang
juga sangat bermanfaat bagi tubuh ketika dikonsumsi (http://bit.ly/Materi3Webotani).
“Bunga pisang kaya dengan metabolit yang penting bagi kesehatan sehingga sangat tepat sekiranya dijadikan sebagai salah satu sumber nutrisi, seperti memiliki potensi sebagai anti radikal bebas, anti kanker, serta juga mempu meningkatkan produki ASI”, tutupnya.
Kegiatan
ini juga dirangkaikan dengan Call For
Paper untuk Prosiding Biologi 2020. Panitia
menerima naskah berupa (hasil riset/review) dalam bidang biologi untuk
diterbitkan pada bulan Oktober 2020 mendatang. (Zul-NM)
*Video Kegiatan dapat anda saksikan di Channel Youtube pada tautan berikut: