Program
Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Alauddin
Makassar menggelar Webinar Mikrobiologi
pada Senin, 29 Juni 2020. Webinar ini
merupakan webinar serial pertama Program Studi Biologi yang rencananya akan
diselenggarakan webinar serial selanjutnya dari bonggol keilmuan Biologi
lainnya, yakni; Zoologi, Botani, Genetika-molekuler, dan Ekologi.
Webinar Mikrobiologi ini mengangkat tema “Mengulik Potensi BAL sebagai Biopreservatif dan Imunomodulator dalam menapaki Era New Normal” dengan menghadirkan dua narasumber yang telah menjadi pakar di bidangnya yaitu Dr. Nisa Rachmania, M.Si. yang merupakan dosen dan peneliti dari divisi Mikrobiologi Departemen Biologi IPB University dan Dr. Fatmawati Nur, M.Si., yang merupakan dosen dan peneliti Biologi UIN Alauddin Makassar. Kedua narasumber memberikan materi dengan dipandu oleh Dr. Mashuri Masri, M.Kes., salah satu dosen bidang Mikrobiologi di Prodi Biologi UIN Alauddin, sekaligus Ketua Asosiasi Dosen Biologi dan Pendidikan Biologi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Indonesia (ADBPB PTKI).
Kegiatan
ini diawali dengan pengantar New Normal
dan Mikrobiologi dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar,
Dr. Muhammad Halifah Mustami, M.Pd. Dalam pengantarnya beliau sangat mensupport kegiatan webinar-webinar di
tengah pandemi ini.
“Masa pandemi ini adalah hal yang tidak pernah terpikirkan oleh kita sebelumnya, dia datang memporak-porandakan semua apa yang telah kita rencanakan dengan matang, tapi kita tidak boleh begitu saja menerima keadaan tapi bagaimana kita mensiasati segala apa yang telah tertunda dari perencanaan kita dengan hal-hal baik yang tetap dengan sinkron dalam upaya menjaga atmsfer akademik kita”, imbuhnya.
Dr. Nisa Rachmania, M.Si. sebagai pembicara pertama
menjelaskan dengan apik bagaimana Bakteriosin bakteri asam laktat dengan
potensinya sebagai Biopreservatif (http://bit.ly/Materi1Mikrobinar).
“Terdapat beberapa jenis bakteri yang menghasilkan bakteriosin diantaranya yaitu Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus rhamnosus, dimana bakteriosin yang dihasilkan ini banyak memiliki keunggulan, sehingga memiliki potensi untuk digunakan sebagai pengawet pada bidang insdutri makanan”, ujarnya.
Selanjutnya pemaparan dari Dr. Fatmawati Nur, M.Si. yang
membahas tentang bakteri baik dalam makanan kita, yang spesifik mengulik
bagaimana Dangke yang merupakan salah satu makanan khas Kabupaten Enrekang
memiliki potensi sebagai kandidat probiotik dari hasil beberapa pengujian (http://bit.ly/Materi2Mikrobinar).
“Pada dangke yang merupakan olahan susu sapi ini terdapat bakteri asam laktat yang berpotensi sebagai kandidat probiotik yaitu Enterococcus faecium dan Lactobacillus plantarum, sehingga pangan ini sangat bermanfaat bagi tubuh”, jelas dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan II bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan FST tersebut.
Selain
itu juga beliau saat ini masih melakukan eksplorasi tentang potensi dangke ini,
di antaranya pengujian terhadap penurunan kadar kolesterol,
diabetes melitus, serta keberadaan bakteri asam laktat pada dangke siap saji.
(Zul-NM)