Pusat
Unggulan Iptek–Pengelolaan Ekosistem Wallacea (PUI-PEW) dari Balai Penelitian
dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tiga
topik utama, yaitu: 1)Konservasi Eboni sebagai Jenis Flora Endemik, 2) Konservasi Tarsius sebagai Jenis Fauna Endemik, dan 3) Pengelolaan kawasan karst
Maros-Pangkep.
Kegiatan
ini berlangsung Hari Rabu 4 September
2019 di Hotel Dalton dari pukul 08.30 s.d. 16.00 WITA
dan dihadiri 29 institusi, baik
negeri maupun swasta, stakeholder serta beberapa pemerhati lingkungan, termasuk Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar, yang pada kesempatan ini diwakili oleh dua orang
dosen, yakni Aswar Rustam dan Syarif Hidayat Amrullah.
Pemaparan dan pembahasan draft roadmap
yang pertama adalah Konservasi Tarsius Sebagai Jenis Fauna Endemik yang dibawakan Tim Roadmap
Tarsius, terdiri
atas peneliti dan teknisi Balai Litbang LHK Makassar yaitu Indra Ardi
S.L.L.P.P, dkk. Tim Roadmap Tarsius menekankan pada tiga poin
penting, yaitu:
1) Penelitian yang telah
dilakukan masih sangat terbatas, tidak berkesinambungan, parsial, dan belum
tersaji secara komprehensif; 2) Kesulitan dalam mendapatkan gambaran lengkap mengenai status dan
kondisi penelitian T. fuscus; 3) Peta jalan (Roadmap) diharapkan dapat merangkai
benang merah dalam upaya konservasi T.
Fuscus.
Selanjutnya terkait Konservasi Eboni
yang dibawakan oleh Tim Roadmap Eboni yaitu Merryana Kidding Allo, dkk. Tim Roadmap Eboni mengangkat beberapa isu penting, di antaranya: 1) Ketidakjelasan hukuman
bagi eksploitir eboni walaupun regulasi hukum telah disiapkan; 2) Penggolongan jenis
kayu untuk keperluan perdagangan belum tepat; 3) Pengalihan fungsi lahan menggeser habitat
eboni; 4) Pengenalan
dan identifikasi jenis eboni (Diospyros celebica Bakh.).
Pemaparan ketiga dibawakan oleh Tim
Roadmap Pengelolaan karst oleh Nur Hayati, dkk. yang menjelakan mengenai Karst
yang merupakan bentang alam yang terbentuk akibat pelarutan air pada batu
gamping. Tim Roadmap Kawasan Karst
Maros-Pangkep mengangkat isu-isu berikut: 1) Perbaikan tata kelola sumberdaya alam dan
lingkungan hidup; 2) Pencegahan dan pemulihan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; 3) Penegakan hukum
lingkungan tanpa pandang bulu; 4) Pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati; 5) Kesiapsiagaan
menghadapi perubahan iklim dan becana ekologis; 6) Land
reform; 7) Pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan; 8) Peningkatan
kesejahteraan petani; dan 9) Peningkatan produktivitas pertanian rakyat.
Selain
itu, ketiga pembicara dari BP2LHK mengharapkan sinergitas yang baik antara
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan stakeholder seperti
lembaga penelitian, universitas, dan lembaga konservasi.
Roadmap “Pengelolaan Kawasan Karst Maros –
Pangkep“ ini diharapkan dapat memberikan arah pelaksanaan kegiatan Penelitian
karst bisa lebih terarah, sehingga dapat memberikan output yang jelas bagi
pemerintah dan masyarakat.
Dengan kurangnya atau tumpang tindihnya kegiatan
penelitian maka dibutuhkan adanya sinergitas dengan para stakeholder terkait
seperti lembaga penelitian, Universitas, Lembaga konservasi dan
perusahaan/industri yang memanfaatkan kawasan karst sehingga dapat mengurangi
pemborosan waktu,tenaga dan anggaran.
Pada
kesempatan ini, Syarif Hidayat Amrullah menyampaikan usulan berupa pembentukan research group yang nanti dapat berfokus
pada satu objek, misalnya grup peneliti Tarsius. Besar harapan kedua perwakilan
Jurusan Biologi, untuk dapat bekerjasama memberikan kontribusi nyata dalam
bidang konservasi ini. (SHA)