Pers Prodi Biologi, Makassar – Prof. Dr. Hafsan, S.Si., M.Pd., Dosen Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Biologi UIN Alauddin Makassar, Selasa (28/5/2024).
Prof. Hafsan dikukuhkan bersama dengan dua guru besar lainnya, yaitu Prof Dr.
Barsihannor, M.Ag. dan Prof. Dr. Muhammad Shuhufi, S.Ag., M.Ag.
Prosesi
pengukuhan ini disesaki oleh audiens yang memenuhi dua lantai Auditorium UIN
Alauddin Makassar. Gegap gempita seisi Auditorium membangun suasana hangat
sekaligus haru. Bahkan menurut Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan
Juhannis, MA., Ph.D., pengukuhan ini
menjadi pengukuhan terbesar yang pernah dihelat oleh UIN Alauddin Makassar.
“Seluruh audiens memenuhi ruangan dan saya merasakan ini adalah sebuah pengukuhan yang terdahsyat. Tepuk tangan ini. Kombinasi pidato yang sangat paripurna, kalau di bangsa kita ini kita mengenal akulturasi budaya, kalau di UIN ini dengan pidato tiga guru besar kita tadi, lahirlah istilah akulturasi keilmuan,” pungkas Rektor kelahiran Bone itu.
Pengukuhan
ini juga secara eksklusif dihadiri oleh Penjabat (Pj) sementara Gubernur
Sulawesi Selatan, Prof. Zudan Arif Fakrulloh. Dalam sambutannya, Zudan Arif menyampaikan
ucapan selamat dan apresiasinya kepada para guru besar yang baru saja dikukuhkan.
“Saya sebagai Pj Gubernur Sulsel mengucapkan selamat untuk Prof. Hafsan, Prof. Barsihannoor, dan Prof. Shuhufi atas kerja dan pencapaian profesor ini, dan selamat juga untuk Pak Rektor bertambah tiga guru besar baru. Ini tentu akan meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas kampus secara keseluruhan," ucap Prof. Zudan.
Setelah
dikukuhkan, tiga guru besar ini menggenapkan jumlah guru besar UIN Alauddin Makassar
menjadi 78 orang dan menjadi PTKIN dengan jumlah guru besar terbanyak kedua setelah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sementara
itu, Prof Hafsan dalam orasi ilmiahnya menyajikan panggung orkestrasi akademik yang
dikemas dengan bahasa bahasa sastrawi. Prof Hafsan mengelaborasi perjalanan
panjangnya dalam mengungkap cakrawala ilmu biologi yang kompleks dengan
menggunakan bahasa yang nyaman ditangkap oleh telinga pendengar.
Ia
mengirim sinyal menyenangkan dan menjadi upaya memutus paradigma lama bahwa
sains dan dunia biologi hanya bisa diterjemahkan dengan bahasa yang rumit, kaku
dan njelimet.
Dalam
orasi ilmiahnya, Ia secara gamblang mendudukan antara bahasa sastra dan dunia pengetahuan
saintifik. Panggung pengukuhan disulap bak pentas sastra yang juga akademis untuk
mengulas satu tema penting bertajuk : Optimasi
Kesehatan Pencernaan dan Imunitas dengan Suplementasi Enzim Fitase Dari Bakteri
(Sebuah Penelusuran Metagenomik, Morfometrik dan Serologis)
Pada
panggung kehormatan itu, orasi ilmiahnya mengelaborasi persinggungan antara nutrisi
dan mikrobiota hingga genetik dari suplementasi fitase sebagai pemantik perbaikan
dinamika mikrobiota, morfometrik ileum, stimulasi imunitas serta modulasi
dinamika ekspresi gen absorpsi dan proteksi mukosa.
Ia
turut mengurai kompleksitas kajian bidang keilmuannya, termasuk keberhasilannya
dalam menilik beberapa parameter kunci terkait kesehatan pencernaan dan
imunitas, mulai dari performa fisik, komposisi mikrobiota, serologi serum dan
kelimpahan relating mRNA sebagai potret dari ekspresi 3 gen target yang terkait
langsung dengan proses absorpsi dan proteksi mukosa dalam tubuh.
Narasi
yang turut Ia gaungkan dalam orasinya adalah bahwa penelitian-penelitian ini
tidak hanya tentang pengaruh fitase terhadap broiler sebagai hewan uji, melainkan
bagaimana kita -dengan segala keterbatasan yang ada- dapat mengintervensi
bahkan memodifikasi “dialog” antara nutrisi dan genetik untuk kesejahteraan
yang lebih besar.
Prof
Hafsan juga membawa sisi emosional dan penghormatan kepada seluruh pihak yang turut
andil dalam perjalanan hidupnya. Decak kagum audiens (baik luring maupun
daring) seketika berubah menjadi pengukuhan yang sarat kesedihan dan haru biru.
Ia membawa serta seluruh penghargaannya ke panggung terhormat itu, mengirimkan kasih
sayang dan terima kasih yang tulus kepada segenap orang-orang baik di balik perjalanan
memorable ini.
Seluruh rangkaian orasi ilmiah yang Prof Hafsan sajikan di mimbar agung itu, dapat pembaca daras kembali melalui tautan berikut ini: Naskah Orasi Ilmiah Hafsan
Prof
Hafsan merengkuh puncak tertinggi perjalanan akademik ini lewat jalan yang
terjal nan berliku, tapi baginya raihan ini bukan hanya soal urusan pribadi dan
kebanggan semata. Ia berpesan dengan penuh kebijaksanaan bahwa seluruh pencapaian ini adalah buah dari harmoni antara anugerah Ilahi, kebajikan kepada sesama, serta dedikasi
dan komitmen sepenuh diri.
Jika pencapaian ini adalah sebuah prestasi, maka kunci segalanya adalah harmonisasi, antara ketuhanan yang memberi makna, kehidupan pribadi yang penuh cinta, hubungan dengan sesama yang tulus, dan karir yang penuh dedikasi dan komitmen.
***
Profil Prof Hafsan, Guru Besar Kharismatik
dengan Sederet Catatan Mentereng
Profesor
Hafsan telah tumbuh dan mekar sejak lama sebagai guru besar, setidaknya bagi
orang-orang yang telah dididik dan merasakan semerbaknya ilmu dan kebijaksanaan
yang Ia telah bagikan.
Prof
Hafsan selalu identik dan dikenal sebagai sosok dosen yang humoris, progresif
dan visioner. Saat ini ia tercatat sebagai guru besar termuda di UIN Alauddin
Makassar yang merengkuh gelar kehormatan di usia 41 Tahun.
Prof
Hafsan sendiri lahir di Sabah, Malaysia pada tanggal 12 September 1981 dan
merupakan anak keenam dari delapan bersaudara. Ia dibesarkan oleh pasangan
suami istri berdarah Bugis, yaitu H. Muh Sapile (Alm) dan Hj. Hasnawiah Nahariah.
Perempuan
yang tumbuh besar di tanah Pangkajene dan Kepulauan itu menikah dengan Muhammad
Nur Lajo di usia 24 tahun dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Fikri Buhairil
Maarif (17 tahun), Faiqah Naylatul Izzah (12 tahun) dan Farah Shofia Ayasha (7 tahun).
Prof
Hafsan memulai pendidikan dasarnya di Palu Barat (SDN Inpres 1 Kamonji) dan
menamatkannya di Pangkep (SDN 32 Tumampua VI) saat hijrah bersama kedua orang
kakaknya. Ia menuntaskan pendidikan menengahnya di Pangkep yakni SMPN 2
Pangkajene lalu lanjut di SMAN 1 Pangkep.
Perjalanan
akademiknya di dunia kampus dimulai saat Hafsan muda menjadi mahasiswa ulung
yang telaten di kelas dan turut aktif bergeliat di organisasi kemahasiswaan.
Tak pelak, Ia selesai di Universitas Negeri Makassar pada tahun 2004 sebagai
sarjana biologi dengan predikat lulusan terbaik dalam waktu kurang dari empat
tahun.
Ia
bahkan begitu cepat terlibat dalam dunia pendidikan dan akademik dengan terjun
langsung memotori pembukaan dan pengelolaan Prodi Biologi STKIP Cokroaminoto
yang kini berkembang pesat sebagai Universitas Cokroaminoto Palopo.
Pada
Tahun 2005 Ia melanjutkan pendidikan magisternya setelah meraih Beasiswa Program
Pasca Sarjana (BPPS) di Universitas Negeri Malang dan selesai dalam waktu dua
tahun.
Sejak
saat itu pula Ia mulai mewakafkan dirinya untuk kampus peradaban, UIN Alauddin
Makassar. Sebab baginya, UIN bukan hanya tempat untuk mengabdikan dirinya sebagai
dosen yang sibuk dengan darma perguruan tinggi tetapi seturut dengan hal itu pengabdian di
UIN Alauddin Makassar menjadi momentum tepat baginya untuk mengintegrasikan
seluruh nilai-nilai baik agama dengan pemahamannya serta kecintaanya pada dunia
biologi.
Melanjutkan
seluruh rentetan derap capaian itu, Ia kemudian meraih gelar Doktor pada tahun
2018 dari Universitas Hasanuddin.
Deretan
prestasi yang telah Ia torehkan juga tidak lepas dari kegemarannya dalam
menulis. Hal ini tergambar nyata dari seluruh publikasi dan tulisan-tulisannya.
Bayangkan saja hanya dalam 13 tahun dedikasinya, Ia telah menelurkan 18 buku
teks biologi ber-ISBN dan 3 kumpulan sajak. Tidak sampai disitu saja, Ia juga mengantongi
sebanyak 117 artikel jurnal ilmiah nasional dan internasional.
Prestasi
dan catatan gemilang ini membuat Prof Hafsan bertengger dipuncak rangking SINTA
dari 860 author di UIN Alauddin
Makassar.
Dedikasi
dan kesungguhannya selama 13 tahun itulah yang juga turut mengantarnya menerima
satya lencana pada tahun 2020. Kini, saat usianya baru menginjaknya usia 41
Tahun Ia dianugerahi gelar kehormatan tertinggi sebagai Guru Besar Biologi oleh
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, terhitung
sejak 01 Mei 2023 dengan angka kredit penuh yaitu 1063,43.
***
Penulis dan Editor : Nurman Marang