Diskusi Virtual Ikabio: Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19

  • 08 Agustus 2020
  • 12:00 WITA
  • Admin_Bio
  • Berita

Sabtu, 08 Agustus 2020 Ikatan Alumni Biologi (Ikabio) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar melaksanakan kegiatan Diskusi Virtual dengan mengusung tema “Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19” dengan menghadirkan dua orang pemateri yang merupakan alumni jurusan Biologi FST UIN Alauddin Makassar yakni Muchlis Rahman, S.Si., M.Si. dan Muhammad Jihad, S.Si., M.P.

Mengawali kegiatan ini, Ketua IKA Bio-FST UIN Alauddin Makassar, Muhammad Aryan R. Suci mengucapkan terimakasih atas kehadiran ratusan peserta dari berbagai kalangan dan turut mengucapkan apresiasi kepada para alumni yang senantiasa bersumbangsih terhadap kemajuan dan perkembangan jurusan biologi.

Kegiatan ini dipandu oleh moderator Hardiyanti YM, S.Si., M.Ling yang merupakan alumni jurusan Biologi angkatan 2013  dan juga merupakan Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar. Setelah diantar oleh moderator terkait hubungan pandemic corona virus dan ketahanan pangan, maka pemateri pertama yaitu Muhammad Jihad,S.Si., M.P. memaparkan konsep agroforestri yang dapat menjadi solusi dalam meningkatkan ketahanan pangan.

Dalam pemaparannya, Muhammad Jihad yang merupakan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP YAPI) Bone menyinngung bahwa salah satu alternatif peningkatan ketahanan pangan di masa pandemi covid 19 ini adalah dengan urban farming.

“Salah satu yang patut untuk dilirik untuk menjadi solusi peningkatan ketahanan pangan di masa-masa sulit seperti saat ini adalah dengan urban farming, untuk mengubah konsep pertanian konvensional menjadi modern”, jelasnya.

Alumni jurusan biologi angkatan 2006 ini membahas lebih mendalam konsep agroforosetri dan kaitannya terhadap peningkatan produktivitas pertanian.

Pemateri kedua yaitu Muchlis Rahman, S.Si., M.Si. memaparkan peran kau milenial dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Dalam membawakan materinya, Owner Marasa Hidroponik ini mengajak generasi milenial untuk ikut terlibat dalam peningkatan ketahanan pangan dengan menjadi petani masa kini, yaitu petani yang inovatif dan kretaif serta punya ideologi bertani.

“Sekarang ini anak-anak muda cenderung malu menjadi petani, padahal bertani itu kerjaan yang paling mulia dan tetap bisa bikin kaya. Tapi pola bertani generasi milenial sudah harus berkembang, lebih maju. Yah harus inovatif, krearif punya ideologi bertani yang bukan hanya mencangkul dan produksi tapi juga bisa mennetukan kualitas dan harga serta secara ekonomi bisa untung dan memenuhi kebutuhan pangan berkelanjutan”, tegasnya.

Lebih lanjut, Muchlis juga menyampaikan konsep bertani dengan hidroponik yang sedang Ia geluti serta menyampaikan bahwa petani harus terintegrasi dengan teknologi. *NM/ZN