Tingkatkan Kerjasama Penelitian, Perwakilan Jurusan Biologi Hadiri FGD BP2LHK Makassar

  • 06 September 2019
  • 06:25 WITA
  • Admin_Bio
  • Berita

Pusat Unggulan Iptek–Pengelolaan Ekosistem Wallacea (PUI-PEW) dari Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tiga topik utama, yaitu:  1)Konservasi Eboni sebagai Jenis Flora Endemik, 2) Konservasi Tarsius sebagai Jenis Fauna Endemik, dan 3) Pengelolaan kawasan karst Maros-Pangkep.

Kegiatan ini berlangsung Hari Rabu 4 September 2019 di Hotel Dalton dari pukul 08.30 s.d. 16.00 WITA dan dihadiri 29 institusi, baik negeri maupun swasta, stakeholder serta beberapa pemerhati lingkungan, termasuk Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar, yang pada kesempatan ini diwakili oleh dua orang dosen, yakni Aswar Rustam dan Syarif Hidayat Amrullah.

Pemaparan dan pembahasan draft roadmap yang pertama adalah Konservasi Tarsius Sebagai Jenis Fauna Endemik yang dibawakan Tim Roadmap Tarsius, terdiri atas peneliti dan teknisi Balai Litbang LHK Makassar yaitu Indra Ardi S.L.L.P.P, dkk. Tim Roadmap Tarsius menekankan pada tiga poin penting, yaitu:

1) Penelitian yang telah dilakukan masih sangat terbatas, tidak berkesinambungan, parsial, dan belum tersaji secara komprehensif; 2) Kesulitan dalam mendapatkan gambaran lengkap mengenai status dan kondisi penelitian T. fuscus; 3) Peta jalan (Roadmap) diharapkan dapat merangkai benang merah dalam upaya konservasi T. Fuscus.

Selanjutnya terkait Konservasi Eboni yang dibawakan oleh Tim Roadmap Eboni yaitu Merryana Kidding Allo, dkk. Tim Roadmap Eboni mengangkat beberapa isu penting, di antaranya: 1) Ketidakjelasan hukuman bagi eksploitir eboni walaupun regulasi hukum telah disiapkan; 2) Penggolongan jenis kayu untuk keperluan perdagangan belum tepat; 3) Pengalihan fungsi lahan menggeser habitat eboni; 4) Pengenalan dan identifikasi jenis eboni (Diospyros celebica Bakh.).

Pemaparan ketiga dibawakan oleh Tim Roadmap Pengelolaan karst oleh Nur Hayati, dkk. yang menjelakan mengenai Karst yang merupakan bentang alam yang terbentuk akibat pelarutan air pada batu gamping. Tim Roadmap Kawasan Karst Maros-Pangkep mengangkat isu-isu berikut: 1) Perbaikan tata kelola sumberdaya alam dan lingkungan hidup; 2) Pencegahan dan pemulihan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; 3) Penegakan hukum lingkungan tanpa pandang bulu; 4) Pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati; 5) Kesiapsiagaan menghadapi perubahan iklim dan becana ekologis; 6) Land reform; 7) Pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan; 8) Peningkatan kesejahteraan petani; dan 9) Peningkatan produktivitas pertanian rakyat.

Selain itu, ketiga pembicara dari BP2LHK mengharapkan sinergitas yang baik antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan stakeholder seperti lembaga penelitian, universitas, dan lembaga konservasi.

Roadmap “Pengelolaan Kawasan Karst Maros – Pangkep“ ini diharapkan dapat memberikan arah pelaksanaan kegiatan Penelitian karst bisa lebih terarah, sehingga dapat memberikan output yang jelas bagi pemerintah dan masyarakat.

Dengan kurangnya atau tumpang tindihnya kegiatan penelitian maka dibutuhkan adanya sinergitas dengan para stakeholder terkait seperti lembaga penelitian, Universitas, Lembaga konservasi dan perusahaan/industri yang memanfaatkan kawasan karst sehingga dapat mengurangi pemborosan waktu,tenaga dan anggaran.

Pada kesempatan ini, Syarif Hidayat Amrullah menyampaikan usulan berupa pembentukan research group yang nanti dapat berfokus pada satu objek, misalnya grup peneliti Tarsius. Besar harapan kedua perwakilan Jurusan Biologi, untuk dapat bekerjasama memberikan kontribusi nyata dalam bidang konservasi ini. (SHA)