Berbagi Ilmu Lingkungan: Mahasiswa Biologi Ajak Siswa SD SAIK Belajar Membuat Kompos

  • 23 April 2025
  • 12:52 WITA
  • Admin_Bio
  • Berita

Gowa, 17 April 2025 — Dalam semangat menjaga lingkungan dan mengedukasi generasi muda, mahasiswa Biologi melaksanakan kegiatan kunjungan sekolah ke Sekolah Alam Insan Kamil (SAIK) dengan mengangkat tema “Pengenalan Pembuatan Kompos dari Limbah Organik.” Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga sarana membangun kesadaran lingkungan sejak dini kepada siswa sekolah dasar.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memperkenalkan cara pembuatan pupuk kompos menggunakan bahan-bahan organik sederhana yang mudah ditemukan, seperti kotoran sapi, sisa sayuran, dan limbah dapur lainnya. Selain itu, kegiatan ini juga menanamkan pentingnya pengelolaan limbah dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

“Dengan mengenalkan cara membuat kompos, kami berharap adik-adik dapat mulai peduli pada lingkungannya, bahkan dari hal kecil seperti mengolah sampah organik di rumah atau sekolah,” ujar salah satu panitia kegiatan.

Selama kegiatan berlangsung, para siswa terlihat antusias mengikuti setiap tahapan pembuatan kompos — mulai dari pengumpulan bahan, pencampuran, proses dekomposisi, hingga memahami bagaimana hasil kompos nantinya digunakan sebagai pupuk untuk tanaman. Proses ini juga dilengkapi dengan sesi edukatif dan praktik langsung agar siswa bisa merasakan langsung pengalaman membuat kompos.

Pemilihan Sekolah Alam Insan Kamil sebagai lokasi kegiatan bukan tanpa alasan. Sekolah ini dikenal dengan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pendidikan lingkungan dan keberlanjutan. Oleh karena itu, kegiatan ini dinilai sangat selaras dengan nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah.

Tidak hanya siswa, para guru juga memberikan respons positif terhadap kegiatan ini. Mereka berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut agar siswa semakin terbiasa dan peka terhadap isu-isu lingkungan sejak dini.

Melalui kunjungan ini, mahasiswa Biologi berharap dapat meninggalkan bekas yang bermakna dalam pola pikir siswa terkait pentingnya menjaga lingkungan. Harapan ke depannya, ilmu yang dibagikan tidak hanya menjadi sekadar pengetahuan, namun juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (SHA).


Kontributor: RAI (UKH_BioSense/HMJBioFST)