Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia menegaskan bahwa upaya pelestarian bumi tidak semata-mata berkaitan dengan persoalan teknis maupun ekologis, melainkan juga berkaitan erat dengan etika, moralitas, dan integritas manusia. Penguatan komitmen antikorupsi diharapkan mampu mendorong terciptanya masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Integritas tidak hanya dipahami sebagai nilai moral, tetapi juga sebagai elemen strategis dalam menjamin keberlanjutan pembangunan. Transparansi, akuntabilitas, dan participatory governance merupakan tiga pilar fundamental dalam mencegah praktik korupsi yang berpotensi merusak lingkungan. Selain itu, pengembangan budaya pelaporan, keterlibatan publik, dan pengawasan yang efektif menjadi prasyarat penting untuk menciptakan tata kelola lingkungan yang adil, inklusif, dan bertanggung jawab.
Peringatan ini sekali lagi menjadi momentum bagi komunitas global untuk menegaskan bahwa korupsi merupakan ancaman serius terhadap keberlanjutan kehidupan manusia dan kelestarian bumi. Korupsi dalam berbagai bentuk tidak dapat dipisahkan dari degradasi lingkungan. Praktik suap dalam proses perizinan industri ekstraktif, manipulasi dokumen lingkungan, serta minimnya transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam sering kali menjadi pemicu hilangnya fungsi ekosistem dan meningkatnya risiko bencana.
Integritas manusia merupakan garis pertahanan pertama dalam menjaga bumi. Tanpa integritas, kebijakan lingkungan akan mudah diperdagangkan, dan sumber daya alam berpotensi mengalami eksploitasi tanpa batas. Perlu di ingat bahwa praktek Korupsi, khususnya di sektor lingkungan berdampak jangka panjang dan dapat mengancam keberlangsungan ekosistem dan generasi manusia di hari esok. (RR)
